Representasi
Pengetahuan
Representasi
pengetahuan merupakan kelanjutan dari proses akuisisi pengetahuan. Setelah
pengetahuan berhasil disarikan dari pakar, maka selanjutnya yang dilakukan
adalah merepresentasikan bentuk-bentuk pengetahuan tersebut menjadi bentuk yang
dikenali oleh sistem (komputer).
Beberapa cara yang
dapat digunakan untuk merepresentasikan bentuk ini antara lain jaringan
semantik (semantic net), bingkai (frame), aturan produksi (production rule),
logika (logic), bahasa natural (natural language), dan sistem basis data (database
system).
Representasi
pengetahuan dimaksudkan untuk menangkap sifat-sifat penting suatu pengetahuan
agar dapat diakses dan digunakan dalam metode pemecahan masalah. Bahasa
representasi haruslah mampu membuat seorang pemrogram mengekspresikan
pengetahuan yang diperlukan untuk mendapatkan solusi permasalahan.
Representasi
pengetahuan yang baik haruslah memiliki sifat-sifat berikut:
·
Mengemukakan hal secara eksplisit
·
Membuat masalah menjadi transparan
·
Komplit dan efisien
·
Menampilkan batasan-batasan alami yang
ada
·
Menekan dan menghilangkan detil-detil
yang diperlukan
·
Dapat dilakukan komputasi terhadapnya
(memiliki batasan).
Representasi
pengetahuan dikelompokkan ke dalam empat jenis, yaitu:
·
Representasi Logika
Representasi
jenis ini menggunakan ekspresi-ekspresi logika formal dalam melakukan
representasi.
·
Representasi Prosedural
Sementara
jenis kedua ini menggambarkan pengetahuan sebagai kumpulan instruksi untuk
memecahkan suatu problema.
·
Representasi Jaringan (Network)
Representasi
ini menangkap pengetahuan sebagai suatu graf di mana simpul-simpulnya merupakan
obyek atau konsep dari problema yang dihadapi, sementara garisnya (edge)
menggambarkan hubungan di antara mereka.
·
Representasi Terstruktur
Dalam
representasi ini, jaringan diperluas dengan cara membuat tiap simpulnya menjadi
sebuah struktur data kompleks.
Prinsip representasi
pengetahuan adalah jika suatu permasalahan dideskripsikan dengan
menggunakan representasi yang tepat, maka dapat dipastikan bahwa masalah
tersebut dapat diselesaikan.
Ontologi
Kunci dari suatu basis
pengetahuan adalah ontologi, yaitu sistem konsep-konsep yang terorganisir yang
menjadikan sesuatu yang ada dalam domain menjadi eksplisit[7]. Ontologi
merupakan spesifikasi dari suatu konseptualisasi, atau suatu teori logis yang
memberikan suatu akun eksplisit yang parsial dari suatu konseptualisasi[8];
atau bahkan sinonim dari konseptualisasi itu sendiri.
Ontologi digunakan
untuk menjelaskan mengenai properti dari suatu domain, dan juga untuk
mendefinisikan domain tersebut.
Komponen-komponen dari
ontologi antara lain:
·
Konsep (concept) digunakan dalam
pemahaman yang luas. Sebuah konsep dapat sesuatu yang dikatakan, sehingga dapat
pula merupakan penjelasan dari tugas, fungsi, aksi, strategi, dan sebagainya.
·
Relasi (relation) merupakan representasi
sebuah tipe dari interaksi antara konsep dari sebuah domain. Secara formal dapat
didefinisikan sebagai subset dari sebuah pruduk dari n set,
Sebagai
contoh dari relasi biner termasuk subclass-of dan connected-to.
·
Fungsi (function) adalah sebuah relasi
khusus di mana elemen ke-n dari relasi adalah unik untuk elemen ke-(n-1).
Contohnya
adalah Mother-of.
·
Aksioma (axiom) digunakan untuk
memodelkan sebuah kalimat yang selalu benar.
·
Instans (instance) digunakan untuk
merepresentasikan elemen.
Menurut Tom Gruber dari
Stanford University, makna ontologi dalam konteksnya di ilmu komputer adalah
“suatu deskripsi konsep dan relasi yang ada dalam suatu agen maupun komunitas
agen”[9].
Sebuah ontologi
memberikan pengertian untuk penjelasan secara eksplisit dari konsep terhadap
representasi pengetahuan pada sebuah basis pengetahuan (Bernaras, proyek
KACTUS). Sementara menurut proyek SENSUS, Sebuah ontologi adalah sebuah
struktur hirarki dari istilah untuk menjelaskan sebuah domain yang dapat
digunakan sebagai landasan untuk sebuah basis pengetahuan.
Sistem
Perbaikan Pengetahuan
Sistem Perbaikan
Pengetahuan (Knowledge Refining System) merupakan suatu sistem untuk
memperbaiki kinerja sistem pakar. Dengan sistem ini, pakar dapat melakukan
analisis kinerja, lalu melakukan pembelajaran, dan kemudian meningkatkannya
pada konsultasi berikutnya.
Pada pembelajaran
mesin, tujuan dari perbaikan basis pengetahuan (knowledge base refinement)
adalah meningkatkan performa sistem dengan pembelajaran empiris, di mana
performa sistem diukur dari jumlah kesalahan yang terdeteksi ketika sistem
dieksekusi untuk kasus-kasus yang ada dalam pustaka sistem.
Sebelumnya ←
referensi:
https://ciusthedracohenas.wordpress.com/2008/05/12/basis-pengetahuan-untuk-sistem-pakar/
https://birtandp.wordpress.com/tag/apa-itu-expert-system/
http://marcostanuwijaya.blogspot.co.id/2011/04/apa-yang-dimaksud-sistem-pakar-expert.html
https://naynaimah.wordpress.com/2013/12/29/contoh-sistem-pakar-dan-penerapannya/
Arhami, Muhammad. 2005. “Konsep Dasar Sistem Pakar”. Yogyakarta: ANDI.
Mcleod & Schell. 2004. “Sistem Informasi Manajemen”. Edisi kedelapan. Jakarta: PT INDEKS.
Kusamadewi, Sri. 2003. “Artifical Intelligence (Teknik dan Aplikasinya)”. Yogyakarta: GRAHA ILMU.
Sebelumnya ←
referensi:
https://ciusthedracohenas.wordpress.com/2008/05/12/basis-pengetahuan-untuk-sistem-pakar/
https://birtandp.wordpress.com/tag/apa-itu-expert-system/
http://marcostanuwijaya.blogspot.co.id/2011/04/apa-yang-dimaksud-sistem-pakar-expert.html
https://naynaimah.wordpress.com/2013/12/29/contoh-sistem-pakar-dan-penerapannya/
Arhami, Muhammad. 2005. “Konsep Dasar Sistem Pakar”. Yogyakarta: ANDI.
Mcleod & Schell. 2004. “Sistem Informasi Manajemen”. Edisi kedelapan. Jakarta: PT INDEKS.
Kusamadewi, Sri. 2003. “Artifical Intelligence (Teknik dan Aplikasinya)”. Yogyakarta: GRAHA ILMU.
0 komentar:
Posting Komentar